loading...

Kisah Pilu Bocah Kelas 4 SD Ini Sendirian Memandikan Hingga Menyuapi Ayahnya Yang Mengalami Kelumpuhan (2)

loading...
loading...

Sebelum mengalami kelumpuhan, Rasim jadi tulang punggung keluarga dengan bekerja sebagai penderes nira untuk membuat gula jawa. Tapi, semenjak 2010, dirinya terkena gejala penyakit cikungunya hingga dirawat selama 1 minggu di rumah sakit.


"Berobat 1 minggu di RS tidak sembuh. Jadi pulang, sampai uang habis, tidak bisa berobat lagi," ujar Kasim. Sejak saat itulah Kendar berperan merawat dirinya, sementara istrinya merantau ke Jakarta jadi pembantu rumah tangga untuk menyambung kehidupan mereka. Karena kondisi itu, Kendar terpaksa sering izin kepada gurunya karena tidak bisa berangkat ke sekolah untuk mengurusinya.

"Saya kasihan sama Kendar. Semuanya ditangani Kendar. Jadi saya nelangsa (sedih) sekali, kepingin nangis. Soalnya, anak kecil itu belum waktunya ngurusin saya, tapi sudah bekerja berat, ngurusin saya semuanya," kata Rasim, yang tergeletak lemah sambil meneteskan air mata. Apalagi Kendar juga diduga memiliki gejala penyakit yang mirip seperti dirinya. Terbukti anak ini kesulitan beraktivitas seperti saat jongkok, kakinya tidak bisa menekuk, dan kedua tangannya tidak bisa menggenggam.

Kisah Kendar, Bocah SD Marawat Ayahnya yang Lumpuh Seorang DiriKendar belajar di sekolahnya. (Arbi Anugrah/detikcom)

"Punya anak dua sakit semua. Yang cacat Darmanto dan Kendar, tangannya tidak bisa genggam, dua-duanya, terus kaki tidak bisa nekuk, dua-duanya sakit semua. Sakit apa saya juga tidak tahu," ucapnya.

Darsim, tetangga Rasim, mengatakan hingga saat ini belum ada bantuan dari pemerintah untuk membantu keluarga tersebut. Hingga akhirnya istri Rasim terpaksa bekerja ke Jakarta sebagai tulang punggung keluarga.

"Bantuan untuk mengobati Rasim hingga saat ini tidak ada, paling bantuan yang sifatnya umum, seperti BLT. Akhirnya istrinya terpaksa berangkat ke Jakarta bekerja sebagai pembantu. Kalau untuk sekolah, mungkin sudah ada bantuan dari dana BOS atau apa, jadi guru-guru Kendar juga ikut bantu," ujarnya.

Wantoro, guru sekaligus wali kelas Kendar di SDN 1 Karang Bawang, mengatakan Kendar merupakan anak yang rajin dan suka membantu orang tua. Meskipun kadang sering terlambat dan tidak masuk sekolah, tapi dia selalu izin.

"Terlambat sering, karena harus merawat bapaknya, tapi dia anak yang rajin," ucapnya. 

Kisah Kendar, Bocah SD Marawat Ayahnya yang Lumpuh Seorang DiriKendar belajar bersama teman-temannya di sekolah. (Arbi Anugrah/detikcom)

Wantoro menjelaskan Kendar juga anak yang jujur. Kendar jujur jika kakinya selalu sakit sehingga meminta izin agar tidak pakai sepatu atau sandal saat berangkat ke sekolah.

"Paling saat olahraga dia sering minder, mungkin karena fisiknya, ya. Untuk kedewasaan, dia lebih dewasa dibanding teman-temannya. Dia juga anak yang berani dan sopan. Pernah dia izin ke saya kalau kakinya sakit dan tidak mau pakai sepatu sama pakai sandal. Saya bilang tidak apa-apa, yang penting kamu sekolah," jelasnya.

"Beruntung juga teman-teman Kendar baik dan peduli. Tingkat sosial teman-temannya juga tinggi. Teman-temannya juga ikut membantu, misal Kendar terlihat termenung, teman-temannya pada jajan, akhirnya itu teman-temannya pada kasih dan menghibur Kendar," sambungnya. 

Sumber: detik.com
loading...
close
=====[ Klik disini 1X ] [ Close ]=====
loading...
>
loading...